Bupati Blora H. Arief Rohman bersama GM Pertamina EP Fied Cepu Zona 11 dan Dinas terkait panen padi organik di Desa Sidorejo, Kedungtuban. (Dok) |
Blora- Para Petani di Kecamatan Kedungtuban mulai menanam dan megembangkan Padi Organik disejumlah titik demplot lahan pertanian. Melalui binaan Program Coroporate Social and Responsibility (CSR) yang dilaksanakan Pertamina EP Field Cepu Zona 11.
Lewat Kelompok Tani “Jemari Agung” setidaknya 15,6 Hektare lahan pertanian di Desa Sidorejo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora beralih bercocok tanam dengan metode organik dan berkomitmen menjaga lahan pertanian tetap subur, lingkungan terjaga dan bisa memberikan nilai tambah bagi petani.
Kapala Desa Sidorejo Agung Heri Susanto, menceritakan, awal mula para petani banyak yang beralih dengan metode organik lantaran saat pendemi banyak petani yang gagal panen,bahkan hampir 2 tahun.
“Waktu itu hampir seluruh petani gagal panen, dan saat itu kami mendapat CSR dari pertamina, sehingga kami buat kampus pertanian, alhamdulilah semua ikut belajar disini dan gratis, ” jelas Agung saat panen padi organic, kamis Sore (26/10/2023)
Menurut Agung, dari belajar bersama itu saat ini para petani bisa membuat kompos, pestisida organik, kemudian bercocok tanam sendiri, sampai pengolahan hasil sampai membuat obat obatan herbal yang ditanam secara organik.
“Saya harap virus ini bisa disebarluaskan di Blora, terlebih pak Bupati juga sangat mensupport sekali sehingga nanti diharapkan Blora go organik ditingkat nasional,” harap Kepala Desa yang sudah 3 Periode ini.
Agung menghitung, sampai saat ini sudah ada 15,6 hektare petani menanam padi organik. Oleh karena itu pendampingan sangat penting bagi para petani. Dia pun berharap pendampingan tersebut terus berlanjut hingga para petani bisa mandiri.
“Kami berharap tidak hanya putus di sini. Karena, untuk bicara lingkungan, enggak bisa hanya waktu setahun. Petani itu enggak bisa hanya diberikan sosialisasi diberikan ilmu lalu ditinggal,” katanya.
“Petani harus didampingi, setelah itu step by step akan mandiri. Setelah itu petani baru dilepas, tatkala menjadi mandiri akan menjadi awal yang bagus. Tetapi kalau enggak diteruskan, saya enggak yakin bahwa petani ini bisa mandiri,” jelas dia.
Sementara itu, Supardi salah satu petani di Desa Sidorejo mengaku senang sekali, bisa mendapat ilmu dalam mengembangkan pertanian organik. Ia juga mengaku awal mula beralih dari pertaninan konvensional ke pertanian organik banyaki suka dukanya.
“Ya itu suatu tantangan, memang awalnya ada gejola, namun secara perlahan gejola itu bisa teratasi dengan mereka yang belum tanam organik bisa ikut bertanam organik, hal ini dikarena awalnya belum tahu banyak manfaatnya bercocok tanam dengan metode organik,” jelasnya.
Supardi mengatakan penggunaan pestisida kimia dalam jangka waktu panjang akan merusak unsur hara dalam tanah yang sangat merugikan lingkungan ekosistem.
“Sisi negatif penggunaan pupuk kimia, yakni polusi tanah, air, udara, hilangnya unsur mikro, peningkatan keasaman tanah, dan berdampak negatif terhadap perubahan iklim,” katanya.
Oleh karena itulah perlu dilakukan perubahan mindset kesadaran dari petani untuk lebih memperbanyak mengolah lahan dari semi organik dan anorganik untuk menjadi lahan organik.
General Manager Pertamina EP Cepu Zona 11 Muzwir Wiratama mengatakan ini merupakan bagian dari CSR yang kita kembangkan, dan ini adalah salah satu contoh yang berhasil dan tentunya luar biasa.
“Dengan kolaborasi yang sangat baik dari Pemkab yang mendukung penuh ini tentu hal ini sangat luar biasa, terlebih kita semua bisa melihat padi organik ini memberikan dampak yang lebih besar sehingga kita harapakan ekonomi masyarakat yang lebih baik,” ucapnya.
Menurutnya, Pertamina akan sangat mendukung program – program pengembangan masyarakat untuk lebih baik.
“Terkait penjualan akan kami serahkan ke Dinas terkait. Tentunya pertamina juga akan sangat mendukung dengan aturan yang berlaku,” imbuhnya.
“Petani sudah pada semangat, dan kami berupaya mengedukasi petani lain sehingga nanti bisa menghasilkan pangan sehat yang untuk Blora,” pungkasnya.
Bupati Blora H. Arief Rohman pada kamis sore (26/10/2023) saat melaksanakan panen padi organik bersama petani di Desa Sidorejo sangat mengapresiasi dan mendukung penuh upaya pengembangan pertanian organik ini. Pihaknya juga minta agar bapak/ ibu kades bisa memberikan contoh pada warganya.
“Ini sangat baik dan akan kita dukung pengembangannya ke seluruh Kecamatan. Nanti akan kita kumpulkan seluruh penyuluh pertanian dari dinas untuk bisa ikut fokus melakukan pendampingan pertanian organik secara masif. Saya harap Kedungtuban bisa menjadi contoh, dan luasnya tanam bisa ditambah,” lanjut Bupati.
Menurutnya, hasil pertanian organik ini bagus dan menyehatkan. Dari segi harga jual juga lebih tinggi daripada hasil pertanian konvensional yang memiliki ketergantungan pada pupuk kimia.
“Jadi kita punya mimpi Blora jadi Kabupaten organik, oleh karena itu, dinas terkait kami minta untuk terus melakukan inovasi inovasi agar bisa terlaksana,” tuturnya.
Menurutnya selain bebas pupuk kimia hasilnya juga lebih banyak dengan rasa yang lebih enak. Dengan pertanian organik ini maka kita tidak akan tergantung pada pupuk kimia yang sering langka. Karena petani bisa membuat pupuk sendiri dengan bahan alami yang ada di sekitar.(Teg)