Example floating
Example floating
Example floating
Pendidikan

Peningkatan Pemahaman Konsep Peluang Kejadian Majemuk

×

Peningkatan Pemahaman Konsep Peluang Kejadian Majemuk

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 Peningkatan Pemahaman Konsep Peluang Kejadian Majemuk

Melalui Model Problem Based Learning

Berbantuan Alat Peraga Kartu Remi Dan Dadu


Cahyono Hendro P

SMK BHAKTI HUSADA PGRI BLORA

Cahyonoprasetyo75@gmail.com

 A B S T R A K 

        Siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep matematika, di mana pemahaman konsep matematika. Hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang didominasi oleh guru sehingga siswa terbiasa mendapatkan informasi atau pengetahuan terkait materi pelajaran tanpa melalui proses menemukan informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan model pembelajaran ProblemBased Learning (PBL) dengan bantuan alat peraga kartu remi dan dadu terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pengambilan data menggunakan desain eksperimen. Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X ASPER 2 SMK BAHKTI HUSADA PGRI BLORA tahun pelajaran 2022/2023. Teknik pengumpulan data menggunakan assesement formatif diakhir pembelajaran,observasi,dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan perbedaan nilai assesement formarif dalam 2 tahap dikelas eksperimen. Model pembelajaran project based learning berpengaruh positif terhadap peningkatan pemahaman konsep peserta didik. Implikasi penelitian ini diharapkan dengan menerapkan model PBL ini hasil belajar siswa meningkat, dan siswa lebih mudah memahami konsep matematika dalam proses pembelajaran.

PENDAHULUAN

        Peserta didik dalam belajar matematika diharapkan untuk kreatif,sehingga prose dalam belajar matematika akan mendapatkan suatu hasil dan bertahan lama diingatan mengenai apa yang dipelajari.Konsep sebuah ilmu akan dengan mudah dipahami dan diingat oleh peserta didik jika disajikan dengan prosedur dan cara yang tepat, hal tersebut akan mendorong suatu keberhasilan dari tingkat pemahaman,penguasaan materi dan berimbas kenaikan prestasi peserta didik. Prestasi dan pemahaman serta pengusaan suatu materi akan berbanding lurus keberhasilan dalam pembelajaran.

        Pemahaman konsep matematika sangatlah penting bagi peserta didik dalam mempelajari matematika, karena pemahaman konsep matematika merupakan landasan dasar dalam mempelajari matematikaIndikator pemahaman konsep matematis dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2014 adalah sebagai berikut :Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, Mengklarifikasi objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut ,Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, Menerapkan konsep secara logis, Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajar,Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika, atau cara lainnya), Mengakaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun diluar matematika, Mengembangkan syarat perlu dan / atau syarat cukup suatu konsep.

 

        Pemahaman konsep peserta didik di SMK BHAKTI HUSADA PGRI BLORA khususnya dalam materi peluang kejadian majemuk tahun pembelajaran 2022/2023 masih memprihatinkan,aspek –aspek pemahaman konsep sangat rendahyaitu Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari, Mengklarifikasi objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut, Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep, Menerapkan konsep secara logis, Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajari, Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika, atau cara lainnya) serta Mengakaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun diluar matematika, Mengembangkan syarat perlu dan / atau syarat cukup suatu konsep.

        Pemahaman konsep peserta didik masih rendah pada materi Kejadian majemuk dapat sebabkan dalam melaksanakan pembelajaran masih terpusat oleh guru dan guru masih menggunakan metode konvensional contohnya ceramah,sehingga mengakibatakn kurang aktif dan kreatifnya peserta didik sehingga akan terjadi rasa bosan dari peserta didik serta guru belum menggunakan alat peraga agar pembelajran lebih menarik.

Salah satu model pembelajaran yang cocok untuk pemahaman konsep pada materi peluang kejadian majemuk yaitu pembelajaran Problem Based Learning.Menurut M Taufik Amir, 2015 Model pembelajaran problem based learning (PBL) adalah proses pembelajaran yang memiliki ciri-ciri pembelajaran di mulai dengan pemberian masalah yang memiliki konteks dengan dunia nyata, pembelajaran berkelompok aktif, merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah dan solusi dari masalah tersebut.

METODE PENELITIAN

        Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain eksperimen. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2023. Populasi pada penelitian ini yaitu kelas X Asper 2 SMK BHAKTI HUSADA PGRI pada tahun ajaran 2022/2023. Pengambilan sampel dari populasi yang diperoleh dari kelas X Asper 2 terdiri dari 29 siswa, sebagai kelas eksperimen Problem Based Learning.Teknik pengumpulan yaitu tes pemahaman konsep kejadian majemuk,observasi,catatan lapangan dan dokumentasi,hasil tes pemahamana konsep pada materi kejadian majemuk dengan alat peraga kartu remi dan dadu disesuaikan dengan indikator pemahaman konsep matematika yang digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep pada materi peluang kejadian majemuk dengan bantuan kartu remi dan dadu. Lembar observasi dan catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala aktivitas belajar peserta didik dan peneliti sebagai guru dalam menggunakan model pemebalajaran problem based learning .Dokumentasi yang digunakan untuk mendokumentasikan penggunaan model Problem based learning dengan alat peraga kartu remi dan dadu dan tes pemahaman konsep peluang kejadian majemuk dan semua aktivitas yang berhubungan dengan penelitian.

        Untuk analisa data ,peneliti menggunakan pengolahan data,epnggolongan data ,serta penyajikan data yang nantinya akan ditarik kesimpulannya.keakuratan data pada penelitian ini menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk mendapatakn data dari sumber yang sama.Peneliti menggunkn observasi,catatan lapangan dan dokumentasi.

                     

HASIL DAN PEMBAHASAN

        Hasil penelitian didapat dari hasil tes pemahan konsep matematiak dan hasil observasi dan catatan lapangan dari aktivitas peneliti sebagai guru matematiak dan kegiatan peserta didik kelas X asper 2 SMK BHAKTI HUSADA PGRI BLORA Kabuapten Blora. Peneliti membagi menjadi 2 tahap yaitu tahap1 dan tahap 2.

Deskripsi Hasil Tahap 1

        Hasil dari diskusi perencanaan tindakan tahap I yaitu Modul Ajar yang sudah disepakati oleh teman kolaborasi dan peneliti sebagaiguru matematika. Pada pelaksanaan tindakan tahap I ini, peneliti sebagai guru yang memberikan tindakan sedangkan teman kolaborasi membantu proses pembelajaran matematika dalam melakukan observasi atau pengamatan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Selama proses pembelajaran berlangsung teman kolaborasi mencatat kejadian-kejadian yang penting selama proses pembelajaran matematika berlangsung yang terdapat di lembar observasi, lembar catatan lapangan dan dokumentasi. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, teman kolaborasi dan peneliti berdiskusi tentang tindak mengajar peneliti dan tindak belajar peserta didik setelah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan alat peraga kartu remi dan dadu dan tes pemahaman konsep peluang kejadian majemuk.

        Pertemuan tahap I pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan alat peraga kartu remi dan dadu. Kegiatan pembelajaran diawali dengan salam pembuka dan menayakan keadaan peserta didik kemudian peneliti memberikan apersepsi dan menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaan yang akan digunakan selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun langkah-langkah tindak mengajar peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan alat peraga kartu remi dan dadu.Pada awal pemebelajaran pemberian Pertanyaan pemantik serta pada tahap ini peneliti masih membantu peserta didik untuk mendapatkan informasi, mengidentifikasi masalah , peneliti mengelompokkan peserta didik yang terdiri dari 5 atau 6 orang peserta didik dan memberikan permasalahan kepada peserta didik yang terdapat pada lembar kegiatan peserta didik, pengumpulan data (Data Collection) setiap kelompok diberikan media pembelajaran yang berupa kartu remi dan dadu oleh peneliti sebagai alat bantu peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan pada lembar kegiatan peserta didik,Pengolahan Data (Data Collection) dan Pembuktian (Verivikation) guru meminta peserta didik untuk menghimpun data dan mendiskusikan dengan kelompoknya. Selama diskusi berlangsung peneliti masih membantu peserta didik dalam menuliskan hasil diskusinya di lembar kegiatan peserta didik. Selanjutnya menarik kesimpulan (Generalisation) Masing kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pada tahap ini peneliti dan peserta didik memberikan kesimpulan terhadap pembelajaran yang sudah dilakukan.Di akhir pertemuan diadakan tes pemahaman konsep pada peserta didik.

        Pembelajran pada tahap I masih belum optimal, selama proses pembelajaran berlangsung masih terpusat pada guru sehingga kelas belum bisa dikondisikan dengan baik. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan alat peraga kartu remi dan dadu masih perlu tambahan jam. Pada saat diskusi kelompok dilakukan, terdapat beberapa kelompok yang belum melakukan kegiatan menurut langkah-langkahnya, akan tetapi ada salah satu kelompok yang sudah melakukan kegiatan sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada lembar kegiatan peserta didik. pada penarikan kesimpulan banyak peserta didik yang masih bingung dalam penarikan kesimpulan dan belum paham dengan langkah-langkah pembelajaran. Peneliti masih membimbing peserta didik untuk menyimpulkan keseluruhan kegiatan yang telah dilakukan. Selanjutnnya saat tes pemahaman konsep yang sesuai dengan indikator pemahaman konsep peserta didik. Banyak peserta didik belum paham mengenai kejadian majemuk sehingga kelas menjadi gaduh,karena bannyak peserta didik yang meminta jawaban temannya.

        Refleksi di tahap 1 sebagai guru matematika belum optimal dikarenakan peneliti belum sempurna dalam melakukan langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan alat peraga kartu remi dan dadu sehingga membuat kekurangan waktu pembelajaran. Timbulnya faktor-faktor tersebut membuat proses pembelajaran matematika pada tahap I belum sesuai harapan peneliti sehingga peneliti dan teman kolaborasi mendiskusikan alternatif solusinya antara lain: sebelum pembelajaran dimulai peneliti harus memahami kembali langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan alat peraga kartu remi dan dadu sehingga pembelajaran dapat berlangsung tepat waktu, dalam pelaksanaannya sebaiknya peneliti harus memberikan arahan yang tepat dan jelas kepada peserta didik, sebelum pembelajaran dimulai sebaiknya peneliti dapat mengkondisikan peserta didik terlebih dahulu.

        Selama proses diskusi belangsung peneliti sebaiknya tidak terfokus pada satu kelompok saja. Pada tindak belajar peserta didik ini belum optimal dikarenakan masih banyak peserta didik yang ramai, bermain sendiri, bingung dengan langkah-langkah penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dan banyak peserta didik yang meniru jawaban teman lain. Alternatif tindakan yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain peserta didik sebaiknya banyak berlatih mengerjakan soal dan berlatih memahami suatu konsep matematika pada materi peluang kejadian majemuk dari cara bagaimana didapatkannya bukan langsung rumusnya.Adapun hasil dari rata – rata persentase tes pemahaman konsep dari setiap indikator pemahaman konsep antara lain yaitu: Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari (53,62%), Mengklarifikasi objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut(62,93%) ,Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep (71,55%), Menerapkan konsep secara logis (61,38 %), Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajar (63,45%),Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika, atau cara lainnya) (57,59%), Mengakaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun diluar matematika (62,93 %), Mengembangkan syarat perlu dan / atau syarat cukup suatu konsep (64,14 %).

Deskripsi Hasil Tahap 2

        Penelitian tahap 2 ,merupakan lanjutan dari penelitian tahap 1 dikarenaka masih banyak siswa yang penguasaan konsep sangat rendah.Perencanaan penelitian tahap 2 masih menggunakan Problem Based learning dengan alat bantu kartu remi dan dadu yang disesuaikan dengan modul ajar yang telaj disepakati.Peneliti bertindak sebagai pemberi tindakan sedangkan teman kolaborasi membantu proses pembelajaran matematika dan melakukan observasi atau pengamatan proses pembelajaran matematika yang berlangsung di kelas.Selama proses pembelajaran berlangsung teman kolaborasi mencatat kejadian-kejadian yang penting selama proses pembelajaran matematika yang terdapat di lembar observasi, lembar catatan lapangan.Di awal pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dan berdoa,selanjutnya menanyakan kabar peserta didik serta mengecek kehadiran siswa, sebelum,peneliti melakukan apersepsi yaitu mengingatkan kembali pada materi sebelumnya,menyampiakn pada materi yang akan dipelajari,menyampaikan tujuan pembelajaran serta model pembelajaran yang akan digunakan selama proses pembelajaran dan menyampaikan manfaat pembelajaran materi peluang kejadian majemuk dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan alat peraga matematika.Saat kegiatan inti guru menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan menggunakan alat peraga kartu remi dan dadu. Guru sudah mampu mengkondisikan siswa dalam berkelompok, membagikan LKPD,pelaksanan diskusi kelompok serta penariakn kesimpulan oleh siswa secara lebih kondusif.Pada penelitian tahap 2 ini,proses pembelajaran lebih kondusif dari tahap 1dan peserta didik lebih terlatih menggunakan model problem based learning dengan alat bantu kartu remi dan dadu sehingga peserta didik mampu mengikuti pembelajaran matematika dengan tekun,aktif dan sudah tidak bingung lagi.

         Kegiatan inti peserta sudah mampu mengikuti langkah – langkah dalam Probelm Based Learning sesuai dengan LKPD.Saat diskusi peserta didik sudah mampu aktif mengutarakan pendapat dalam menyelesaikan masalah yang ditentukan serta peserta didik mampu menganalisa persoalan serta mampu menemukan rumus yang akan digunakan dengan bantuan alat peraga kartu remi dan dadu.Peserta didik menggunakan bantu kartu remi dan dadu untuk membantu menyelesaikan permasalahan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan peserta didik,Peserta didik lebih aktif dan pembelajaran sudah tidak terpusat pada sebagai gury. Dalam memanfaatkan alat bantu berupa kartu remi dan dadu ,peserta didik sudah sesuai pembelajaran Problem Based Learning.Pada Akhir pembelajaran , penelitian memberikan peserta didik soal – soal untuk diselesaikan.Dari hasil tersebut,peserta didik mampu meningkatkan pemahaman konsep dapat terlihat dalam tes kemampuan konsep materi peluang kejadian majemuk disetiap butirnya,yang sesuai indikator pemahaman konsep.Peserta didik sudah mengalami peningkatan dalam pemahamn konsep.

         Refleksi tahap 2,peneliti telah melaksanakan pembelajaran sesuai modul ajar dan menerapkan model pembelajaran Problem Based learning dengan menggunkan alat bantu kartu remi dan dadu pada materi peluang kejadian majemuk.Proses pembelajaran sudah ada perubahan yang positif, peserta didik dalam pembelajaran sudah kondusif. Peningkatan pemahaman konsep sudah terjadi dengan hasilnya lebih baik dari Tahap 1.Banyak peserta didik yang sudah aktif dalam diskusi kelompok dalam menyelesaikan permasalahan di LKPD serta peserta didik sudah tidak mengalami kebingungan dalam penyelesaian masalah.Di akhir pembelajaran,peneliti memberikan soal – soal untuk mengetahui peningkatan hasil pemahaman konsep.

         Dari hasil rata-rata persentase tes pemahaman konsep dari setiap indikator pemahaman konsep menghasilkan Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari (80,17%), Mengklarifikasi objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut(79,52%) ,Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep (81,03%), Menerapkan konsep secara logis (81,03 %), Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajar (81,21%),Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika, atau cara lainnya) (81,93%), Mengakaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun diluar matematika (80,52 %), Mengembangkan syarat perlu dan / atau syarat cukup suatu konsep (81,21 %).

        Dari refleksi tahap 2 bahwa kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan alat peraga kartu remi dan dadu mengalami peningkatan dan hasilnya maksimal,sehingga model pembelajaran Problem Based Learning dengan alat peraga kartu remi dan dadu sangat tepat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep di Materi Kejadian majemuk..

Tabel 1. Persentase Peningkatan Pemahaman Peserta didiktentang konsep peluang kejadian majemuk di tahap 1 dan tahap 2

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penggunaan model Problem Based Learning dapat meningkatkan tingkat pemahaman konsep peserta didik,seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya Sobri (2016)yang membahas tentang penggunaan alat peraga dadu dapat meningkatkan pemahaman konsep sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Faktor yang mendukung adanya peningkatan pemahaman konsep yaitu ketertarikan peserta didik terhadap penggunaan alat peraga yang membuat peserta didik bersemangat selama pembelajaran berlangsung sehingga pebelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diterima peserta didik serta penggunaan alat peraga yang sesuai dengan model pembelajaran yang dipakai sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman konsep peserta didik. Peneliti Rahwati(2018) juga menyampaikan tentang pengaruh permainan terhadap kemampuan berhitung penjumlahan peserta didik dengan tujuan untuk menerapkan sebuah permainan yang dapat mengatasi permasalahan berhitung penjumlahan pada peserta didik. Penggunaan permainan yang diterapkan sebagai alat peraga dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Penelitian ini juga sependapat dengan hasil penelitian.

Keterangan grafik
1. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari
2.mengkalrifikasi obyek-obyek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan konsep
3.mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep
4.menerapkan konsep secra logis
5.memberikan contoh konsep yang dipelajari
6. menyajikan konsep berbagai macam bentuk representasi
7. mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun diluar matematika

8.mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep

Tabel 2. Penilaian peserta didik peningkatan pemahaman konsep dalam materi peluang majemuk

         Penggunaan alat peraga yang dipakai haruslah selaras dengan penggunaan model pembelajaran yang diterapkan sehingga materi yang diajarkan dapat dipahami oleh peserta didik dan dapat meningkatkan pemahaman konsep peserta didik. Penggunaan model pembelajaran Problem based learning sangatlah cocok untuk dipadukan dengan penggunaan alat peraga dadu. Model pembalajaran Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dimana model pembelajaran ini bersifat penemuan yang artinya peserta didik akan dituntut untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan oleh guru sehingga peserta didik dapat menemukan rumus atau materi yang diajarkan.

         Temuan pada problem based lerning diperkuat dalam penelitian sebelumnya yang menyatakan problem based learning memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan hasil belajar (Eka Yulianti,2019) dan model problem Based Learning dapat meningkatkan motivasi peserta didik dalam pembelajaran( Khoirul Anwar,2019).Dari data tersebut bahwa pengaruh hasil belajar problem based learning siswa lebih aktif,lebih kreatif dan inovatif sebab siswa akan merasa lebih bebas dan kreatif dalam mencari literatur sehingga dapat mengerjakan masalah yang diberikan.

KESIMPULAN

        Berdasarkan hasil penelitian Problem Based Learning yang telah dilakukan, terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika dan dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis Problem Based Learning secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pembelajaran konvensional. Peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa menggunakan model pembelajaran berbasis Problem Based Learning secara signifikan lebih tinggi dibandingkan pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian diatas hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran Problem based learning (PBL) dapat berpengaruh terhadap hasil belajar terutama pada siswa.

        Kenaikan dalam presentase menganai pemahaman konsep pada tahap 1 dan tahap 2 terhadap tindakan dari setiap indilator tes pemahaman konsep materi peluang kejadian majemuk adalah Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari (53,62%) menjadi (80,17%) , Mengklarifikasi objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut(62,93%) menjadi (79,52%) ,Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep (71,55%) menjadi (81,03%), Menerapkan konsep secara logis (61,38 %) menjadi(81,03 %), , Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajar (63,45%) menjadi(81,21%), ,Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis (tabel, grafik, diagram, gambar, sketsa, model matematika, atau cara lainnya) (57,59%) menjadi (81,93%), Mengakaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun diluar matematika (62,93 %) menjadi (80,52 %), , Mengembangkan syarat perlu dan / atau syarat cukup suatu konsep (64,14 %) menjadi (81,21 %).

REFERENSI

1. Amir, M Taufiq. (2015). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenadamedia Group 15

2. Ariyani, 2021, Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa SD,jurnal ilmiah pendidikan dan pembelajaran

3. Eka Yulianti,2019, Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL): Efeknya Terhadap Pemahaman Konsep dan Berpikir Kritis,Indonesia Journal of science and mathematic education

4. Khoirul Anwar,2019, Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa SMA Pada Dimensi Tiga Melalui Model Pembelajaran PBL Berbantuan Alat Peraga, Jurnal matematika kreatif dan inovatif

5. Rahwati,2018, Penerapan Game Edukasi untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Siswa SDN 1 Padamukti Garut

6. Sobri (2016), Penggunaan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Matematika,primary.

Example 120x600