Blora – Penghitungan surat suara pemilihan umum 2024 membutuhkan ketelitian dan tenaga ekstra. Setidaknya sebanyak 10 penyelenggara pemilu di Blora dikabarkan jatuh sakit karena kelelahan karena bekerja nyaris 24 jam. Penyelenggara itu terdiri dari PPS hingga KPPS.
“Laporan kami, anggota ad hoc kita sekitar 10 orang dari PPS/KPPS yang kecapekan. Rata-rata dari KPPS yang kecapekan, ada yang kecelakaan tapi ringan, ada yang pingsan juga,” ungkap Ketua Divisi Sosdiklih Parmas dan SDM KPU Kabupaten Blora, Ahmad Mustakim, Jumat (16/2/2024).
Mustakim menyebut satu yang mengalami kecelakaan itu penyelenggara dari Kecamatan Jati, Kabupaten Blora. Sementara 9 lainnya kelelahan.
“Kecelakaan pas beli tinta printer jatuh. Tapi kecelakaan ringan. Yang lain sakit karena faktor kelelahan,” terangnya.
Kebanyakan yang jatuh tepar itu di wilayah Kecamatan Todanan, Kecamatan Bogorejo dan Kecamatan Kunduran. Bahkan ada yang pingsan saat di TPS. Ada juga 3 orang yang sempat dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapat pertolongan medis.
“Ada di 3 kecamatan. 1 orang di Kecamatan Todanan, 1 orang di Kecamatan Kunduran, 1 orang di Kecamatan Sambong. Ketiga orang itu dibawa ke puskesmas terdekat,” jelasnya.
Mustakim mengatakan faktor dari kelelahan itu karena penghitungan surat suara yang dinamis. Ada yang selesai jam 12 malam, sebagian juga selesai penghitungan suara sampai waktu subuh.
“Penghitungan suara dinamis ada yang tengah malam baru selesai, ada yang sampai subuh. Karena batas penghitungan ini sampai tanggal 15, jam 12 siang,” jelasnya.
Sementara terkait lamanya penghitungan ada beberapa faktor. Seperti kondisi logistik yang kekurangan, kemudian rekomendasi-rekomendasi saksi dan adanya arahan dari pengawas TPS.
“Kadang itu kendala-kendala teknis di TPS. Secara logistik kurang dicancel atau diperhentikan dulu. Mungkin ada rekomendasi atau arahan dari saksi ataupun pengawas,” pungkas Mustakim.