Blora – Kepala desa (Kades) di Kecamatan Japah, Kabupaten Blora ini bisa dibilang jauh dari kata mewah, hidup secara sederhana di salah satu Desa pinggiran hutan, Kades Tiga Periode ini tetap tampil sederhana.
Sosok pria itu adalah , Dikan (73) Kades Sumberejo, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora disorot karena kehidupannya yang sederhana hingga membuat banyak orang kagum.
Mbah Dikan sapaan akrabnya sudah menjabat sebagai seorang kades selama tiga periode tak membuatnya bergelimang harta. tinggal di sebuah rumah yang jauh dari kata mewah. Alat transportasi yang dimiliki hanya sebuah motor itupun inventaris Desa.
Rumahnya pun juga masih beralas tanah liat, didepan rumah sederhananya itu, juga terdapat musholla kecil.
Gaya hidup Dikan ini pun membuat banyak orang kagum padanya, kesederhanaan, dan santun dalam bermasyarakat membuat masyarakat kagum pada sosok Kades yang sudah memiliki cicit ini.
Bupati Blora H. Arief Rohman saat berkunjung kerumahnya beberapa waktu lalu mengaku, Mbah Dikan Kades Sumberejo ini memang menjadi panutan dan menjadi inspirasi bagi kita semua.
“Saya banyak belajar juga dari sosok beliau (Dikan) Selain kesederhanaannya, kesabaran serta religius beliau ini juga jadi panutan,” jelas Bupati yang beberapa waktu lalu datang ke Rumahnya.
Diusia yang tidak muda lagi yaitu 73 tahun, Mbah Dikan ini masih semangat mengabdi untuk menjadi Kades. Bahkan Kades yang juga petani ini terus berusaha memberikan contoh terbaik untuk warganya.
Sementara itu Dikan kepala Desa Sumberejo, kecamatan Japah, ini mengaku motivasi masih tetap semangat menjadi Kades lantaran masyarakat Desa Sumberejo menghendakinya untuk memimpin Desa.
“Ya karena dikehendaki rakyat, Desa ini terpencil di tengah hutan , pengennya merubah nasib masyarakat yang lebih sejahtera. Pengennya seperti itu,” ucapnya.
Mbah Dikan bercerita bisa terus dicintai rakyat menjadi kunci utamanya tetap memimpin Desa.
“Kuncinya yaitu jangan menyakiti hati rakyat, rakyat yang kurang mampu harus kita dahulukan , lewat bantuan sosial atau blt dd itu harus lebih diutamakan,” tuturnya.
Namun begitu dalam memimpin Desa tentu ada permalasahan permasalahan yang dihadapi salah satunya terkait bantuan yang disalurkan. Masih ada beberapa masyarakatnya yang masih mampu namun masing ingin mendapat bantuan.
” Yang sulit itu kalau orangnya sudah mampu masih pengen mendapat bantuan. Kalau saya memahamkan gini, kalau kamu minta bantuan padahal kamu dipandang nampu, membuat pernyataan saja bahwa kamu tidak mampu, berani tidak? Ternyata tidak mau. Berarti kalau kamu membuat pernyataan seperti itu, itu namanya kamu doamu sendiri kan. Akhirnya tidak berani,” ucapnya.
Dikan mengaku sebelum menjadi Kades tiga periode ini, ia pernah mengalami kegagalan dalam mencalonkan diri sebagai kades. Hal ini lantaran karena harus ujian dan lain lain yang membuat ia gagal.
“Sebelumnya saya sudah nyalon 2 kali, tidak jadi karena ada ujian , ada izin, wah susah. Lalu sekarang kok enak ya, biaya ditanggung pemerintah, tidak ujian, izinnya cukup pak bupati. Akhirnya saya ikut (nyalon), dipilih terserah, tidak ya terserah. Tidak pakai uang,” ucapnya.
Dikan mengaku bisa menjadi Kades hingga tiga periode ini kuncinya hanya sabar, bisa menampung, aspirasi masyarakat, menerima keluhan masyarakat.
“Kalau ada yang bilang mau mendapat bantuan, saya cek turun kelapangan langsung, saya jika benar kurang mampu harus mendapat bantuan saya harus usahakan. Intinya tidak menyakiti hati rakyat,” terangnya.
Suwarsih (62) salah satu warga Sumberejo mengaku, sosok mbah dikan ialah orangnya baik, peduli dengan rakyat dan selalu mengedepankan rakyat yang kesusahan.
“Mbah Dikan baik orangnya, jika ada orang kesusahan ya dibantu, misal ada orang minta uang ya dikasih. Pokoknya paling baik. Misal ada orang minta uang ya dicarikan uang.
Ndaleme (rumah) ya masih gitu mas sederhana,” pungkasnya.
Saat ini Dikan masih berharap infrastruktur jalan menuju Desanya segera diperbaiki sehingga akses perekonomian bisa berjalan lancar.