Blora – Keceriaan emak-emak di RT 01 RW 04 Perumda, Kunden, Blora semakin terlihat saat mereka mengumpulkan sampah rumah tangga untuk ditabung di bank sampah.
Inisiatif ini diharapkan dapat membantu perekonomian keluarga dan iuran bulanan.
Kegiatan ini berawal dari ngobrol santai saat arisan RT, di mana para emak-emak sepakat untuk membuat bank sampah.
Mereka mulai mengumpulkan dan memilah sampah rumah tangga masing-masing, seperti kertas duplex, kardus, botol mineral, botol sirup, plastik, dan gelas plastik.
Wuryaningsih, istri ketua RT 01 RW 04, menjelaskan bahwa mereka bekerja sama dengan bank sampah induk (BSI) milik Dinas Lingkungan Hidup Blora.
“Setiap dua minggu sekali, petugas BSI akan mengambil sampah yang sudah dikumpulkan di rumah masing-masing,” ujarnya, Sabtu (7/9/2024).
Setelah pengambilan, bendahara mencatat hasil penjualan sampah tersebut. Harapannya, emak-emak tidak perlu lagi meminta kepada suami untuk iuran bulanan RT atau kebutuhan rekreasi.
Agil Rendra, petugas BSI, menyatakan bahwa sudah ada sekitar 60 RT yang bekerja sama dengan BSI. Sampah-sampah tersebut akan dikelola di tempat pembuangan akhir (TPA) di Temurejo, Blora.
“Ada yang kita proses untuk bahan recycel, di TPA. Sudah ada puluhan RT yang bekerjasama dengan kami” ujar Rendra.
Kegiatan ini tidak hanya membantu lingkungan, tetapi juga memberdayakan emak-emak untuk memberikan kontribusi terhadap perekonomian keluarga.
Inisiatif ini menunjukkan semangat kebersamaan dan kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan, dimulai dari lingkungan RT.
Subkoordinator Pengelolaan Sampah DLH Blora, Lindung Arum Setiawan menerangkan bahwa tercatat di TPA 30ton/hari dihasilkan setiap harinya oleh masyarakat khususnya sampah yang berasal dari rumah tangga.
“Jika kesadaran akan kebersihan dan pengelolaan sampah sudah baik, tentu nantinya volume sampah akan bisa berkurang,” tutur Lindung.
Lindung menambahkan gerakan pilah sampah dari rumah bisa mulai digencarkan untuk membangun kesadaran masyarakat memilah sampah rumah tangga di antaranya sampah organik dan yang bisa didaur ulang dimana sampah yang sudah dipilah oleh masyarakat, akan dikumpulkan ke bank-bank sampah. Di sana, sampah bernilai ekonomi seperti botol plastik, kardus dan lain-lain bisa dijual.
“Kegiatan yang dilakukan ibu ibu ini tentunya kami sangat mengapresiasi, semoga keberadaan Bank Sampah ini terus berkelanjutan dan mampu membawa dampak positif,” pungkasnya.
Hingga saat ini DLH Blora terus berkomitmen untuk terus mendorong dan siap mendampingi terbentuknya bank sampah di seluruh OPD, Sekolah, Kecamatan dan juga Kelurahan/Desa karena merupakan salah satu alternatif dalam pengelolaan sampah langsung dari sumbernya yang dapat meningkatkan ekonomi bagi anggota dan juga berdampak baik bagi kelestarian lingkungan.