Blora – Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Blora, nomor urut 1, Arief Rohman dan Sri Setyorini (Asri), menyampaikan beberapa hal terkait visi misi ke depan jika terpilih.
Calon Bupati Blora, Arief Rohman, menyampaikan sudah banyak pencapaian yang telah diraih selama 3,5 tahun menjabat Bupati Blora.
“Seperti angka kemiskinan di Blora setiap tahun mengalami penurunan. Pencapaian ini tidak bisa terlepas dari dukungan tokoh-tokoh, masyarakat semua,” katanya, saat menyampaikan visi misi saat debat perdana di Graha Larasati Blora, Senin (4/11/2024).
Lebih lanjut, Arief Rohman menyampaikan bahwa visi ke depan yaitu Sesarengan mBangun Blora Maju dan Berkelanjutan.
Arief ingin melanjutkan capaian-capaian positif ke depan. Seperti akan melanjutkan pembangunan infrastruktur.
“Infrastruktur, ini menjadi prioritas kami. Lalu selain itu, kami juga ingin mengembangkan sektor peternakan, UMKM,” terangnya.
Selain itu, Arief juga berkomitmen untuk menarik para investor agar mau berinvestasi di Blora.
Beberapa upaya yang akan dilakukan, di antaranya dengan memberikan kemudahan akses masuk atau regulasi kepada para investor.
“Ramah terhadap investasi adalah kunci, kita akan berikan kemudahan untuk investor bisa masuk ke Blora,” jelasnya.
Menurut Arief, dengan masuknya para investor di Blora, bisa membuka lapangan pekerjaan di Blora.
“Program-program kami ke depan terkait ekonomi, tujuannya adalah agar masyarakat mudah mencari pekerjaan,” tuturnya.
Lebih jauh, Arief juga ingin melanjutkan pembangunan kawasan Cepu Raya, menjadi kawasan ekonomi baru di Blora.
“Mimpi kami mewujudkan kawasan Cepu Raya menjadi kawasan ekonomi baru. Tentu caranya yaitu dengan berkolaborasi dengan kabupaten lain. Kami mengajak masyarakat berbagai elemen untuk mewujudkan agar ekonomi di Blora lebih baik,” paparnya.
Sementara itu, Calon Wakil Bupati Blora, Sri Setyorini, menambahkan, sebagai seorang perempuan, pihaknya akan juga akan fokus untuk program-program pemberdayaan perempuan
“Saya menjadi, satu-satunya perempuan asli dari Blora yang mengikuti kontestasi Pilkada Blora. Ini saya mendampingi pak Arief,”
“Jadi keterwakilan perempuan, bisa membantu pembangunan Blora yang berkelanjutan. Pemberdayaan perempuan agar lebih produktif sehingga bisa membantu pertumbuhan ekonomi,” paparnya.
Sedangkan Paslon No urut 2 Abdi lebih fokus dalam perekonomian untuk masyarakat Blora. Menurutnya, semua pertanyaan bisa dibabat habis oleh pihak nya.
“Debat tadi masuk semua. Apalagi soal perekonomian. Dengan kapasitas kami, mampu menjawab dengan baik dan sesuai pertanyaan dari panelis maupun pihak Asri,’’ jelasnya.
Menurutnya, tema perekonomian sangat luas. Terlebih ada tiga sub tema yang dipaparkan pada debat perdana tadi.
“Tiga sub tema tadi memang satu paket dengan perekonomian. Sebab ekonomi tidak bisa lepas dari infrastruktur,’’ ujarnya.
Selain perekonomian, Abu Nafi sendiri juga beberapa kali menyampaikan terkait pemerintahan bersih ketika menyampaikan pendapatnya pada panggung debat itu. Menurutnya, pemerintahan bersih juga menjadi faktor berjalannya sebuah daerah.
“Birokrasi di blora masih perlu ditinjau untuk lebih baik. Bisa dilihat sendiri lah. Kalau saya nanti nya turun langsung ketika ada sistem birokrasi yang mempersulit rakyat. Saya bersihkan itu,’’ jelasnya.
Senada dengan pasangan nya, Cawabup Andhika Adhikrisna juga berharap bisa menggunakan koneksi nya di pusat bisa menyelesaikan permasalahan di Blora.
“Terkait lobi pusat itu nanti bisa lewat partai. Terlebih, ketua DPR RI juga orang kami. Nanti dengan kedekatan itu bisa untuk dilobi membantu permasalahan di Blora seperti jalan,’’ terangnya.
Sementara itu, Pelaksanaan debat pertama calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Blora, Senin 4 November berjalan semrawut. Bahkan ada dua segmen yang terpaksa dihapus.
Sejak awal debat yang rencananya dimulai pukul 13.00 sudah molor nyaris setengah jam. Kemudian moderator dalam memandu jalannya debat juga ada kekeliruan soal runtutan segmen. Sehingga ada mis komunikasi.
Ketua KPU Kabupaten Blora Widi Nurintan menjelaskan secara teknis mekanisme debat sudah dimatangkan. Namun dalam pelaksanaan ada mis komunikasi.
“Secara mekanisme debat tidak pas. Tadi seharusnya gak dua-duanya dari Paslon yang ambil soal. Hanya salah satu,” jelasnya.
Sehingga memakan durasi waktu. Termasuk dalam jalannya proses debat yang diwarnai ketidaksinkronan antara susunan acara yang ditentukan dengan jalannya debat.
“Untuk menjaga keseimbangan kami keep dua soal. Namun tidak mengurangi substansi yang ditentukan KPU,” imbuhnya.
Dari debat pertama ini pihaknya akan melakukan evaluasi jelang debat kedua yang akan diagendakan pada 17 November. Dengan tema yang masih akan dibahas.
Evaluasi menurutnya juga akan dilakukan untuk panelis dan moderator. Sehingga belum bisa dipastikan apakah memakai pihak-pihak yang sama atau berbeda.