Blora- Menipisnya volume air di bendungan Tempuran dimanfaatkan warga untuk memancing. Hal ini menjadi berkah meski di lain hal membuat petani tak bisa mendapatkan aliran air.
Puji Setiyono, Pegawai BBWS Pemali Juana yang bertugas sebagai pemantau Bendungan Tempuran menyebut kondisi bendungan saat ini sangat memprihatinkan. Lantaran sebagian area waduk telah mengering.
“Tingginya air hanya 0,94 meter. Gak ada satu meter. Elevasi 113,54,” ucapnya.Selasa(1/10/2024).
Padahal dalam kondisi normal tinggi air sampai 7,9 meter. Dengan elevasi 122,5. Dengan volume 120.700 m3.
“Dengan kondisi tersebut pintu utama sudah tidak dibuka. Airnya hanya untuk perawatan tubuh bendung. Jadi sudah tidak dialirkan ke warga dan petani,” imbuhnya.
Air bendungan juga sudah tidak dipakai untuk air baku PDAM sejak volume air menipis. Artinya kondisi waduk benar-benar kritis meski sempat hujan beberapa kali.
“Tapi saat ini masyarakat panen ikan. Ya kalau nelayan ikan sini kami gak terlalu saklek aturan. Jadi bebas,” imbuhnya.
Menurutnya para nelayan dari warga sekitar itu diwadahi dalam satu paguyupan. Saat kondisi waduk kritis dan air menipis, mereka langsung terjun ke waduk mencari ikan. Ada yang memakai jaring hingga pancing.
“Prediksi kami baru mulai hujan di akhir Oktober sampai November. Jadi fungsi waduk akan kembali normal. Petani bisa tanam padi lagi di Desember sampai Januari,” katanya.