Blora- Musibah tentu bisa datang kapan saja. Bahkan hal itu bisa menjadi tekanan tersendiri bagi yang mengalaminya. Namun hal perlu dicontoh tentunya datang dari kisah inspiratif yang muncul dari sosok Listiono Sigit Irawan, 28, warga asal Desa Jatiklampok, Kecamatan Banjarejo, Blora yang hidup dengan satu kaki itu. Pria yang kehilangan kakinya karena kecelakaan motor itu kini menjadi pengrajin kaki palsu. Selain itu, ia juga mempunyai usaha potong rambut. Kedua usahanya dinaungi organisasi Difabel Blora Mustika.
Walau sempat terpuruk dan terbaring 2 tahun lamanya, tak membuat Sigit berhenti sampai situ saja. Bahkan, dirinya ditinggal keluarga kecilnya saat mengalami keterpurukan itu.
Sigit menjelaskan, bahwa saat itu dirinya sedang merantau di Jakarta. Saat bekerja menjadi sopir di sebuah perusahaan, ia mengalami kecelakaan sampai kehilangan kakinya.
“2019 itu saya kecelakaan di Jakarta. Lalu saya coba pijet sangkal putung. Kok malah bengkak, akhirnya saya dibawa ke Solo dan dinyatakan harus amputasi. Dari situ saya ngedrop,’’ terangnya saat ditemui di bengkel kaki palsu nya, Minggu (12/5/2024).
Tak sampai dsitu, dirinya juga tak bisa berdiri walaupun telah diamputasi. Ternyata bagian punggungnya patah tulang. Hingga akhirnya hanya bisa berbaring selama 2 tahun lebih.
“Dari situ istri saya meninggalkan saya dan membawa anak saya. Harta saya cuman motor, dibawa juga. Jadi ini saya l kalau kerja ke kota harus nebeng teman. Itupun kalau sudah di kota saya harus nginep di bengkel biar tidak menyusahkan kawan,’’ tuturnya.
Nasib pahit memang sedang menghampiri Sigit saat itu. Ia akui sempat terpikir untuk menunggu ajal menjemputnya. Hingga akhirnya dirinya mendapatkan motivasi dari sosok sesama difabel yang sedang menjenguknya.
“Saya ingat 2021 an itu saya didolani sama Mas Soni. Dia tetangga saya. Sama-sama difabel. Saya dikompori untuk bangkit. Akhirnya saya dibawa ke organisasi difabel,’’ tuturnya.
Setelah dibawa ke organisasi tersebut, dirinya mulai membiasakan diri untuk bersosialisasi lagi setelah terkurung 2 tahun dalam kamar. Ia akui, butuh setahun lebih untuk kembali bisa bangkit.
“Itu setahun saya latihan berdiri, jalan, dan bersosialisasi. Sangking beratnya tubuh jadi memang sesulit itu,’’ ucapnya.
Hingga akhirnya dirinya diberikan ilmu menjadi pengrajin kaki palsu. Tepatnya 2023 lalu. Saat itu saya kursus langsung mendatangkan kawan difabel yang sudah sukses menjadi pengrajin kaki palsu dari luar kota. Seminggu lebih saya mendalami cara-caranya.
“Alhamdulillah akhirnya cepet nyantolnya. Dan sudah bisa buka bengkel bareng kawan lainnya sampai sekarang ini,’’ jelasnya.
Dalam prosesnya, ia sudah menerima sejumlah pesanan. Hanya, rata rata sebulan sekali mendapati pesanan kaki palsu.
“Sebulan paling tidak sekali. Karena memang butuh agak lama penyelesaiannya. Seminggu hingga dua minggu lah,’’ ucapnya.
Dalam produksi dan penjualannya ia dibantu bersama teman-temannya yang juga penyandang difabel. Mereka juga memiliki jejaring antar kota untuk menerima pesanan-pesanan itu.
“Kalau ini pembuatannya juga dibantu sama Baznas setempat. Jadi hasilnya juga sharing. Satu kaki palsu harganya Rp 5 juta-an,’’ ucapnya.
Selain itu, dirinya juga membuka usaha potong rambut yang menjadi kerjaan kesehariannya. Keuletannya itu dikarenakan ia masih ingin membuat ibu nya bangga.
“Saya akhirnya ini kan tinggal sama ibu saya sendirian di rumah. Beliau juga kerja. Jadi sama-sama cari rejeki agar kompor di rumah tetap menyala. Kalau sudah seperti ini, akhirnya sehidup semati akhirnya sama ibu juga kan?,’’ pungkasnya.