Blora- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora mengapresiasi pelajar SMA N 1 Blora yang berhasil meraih medali emas dalam Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Nasional (FIKSI) 2024 yang dilaksanakan pada 26-28 September 2024 di Convention Hall Jakarta selatan.
Dua pelajar siswa SMA N 1 Blora, Rojihan Puspa Maholtra dan Necha Prima Aqela pada inovasi yang berjudul “BANBAG”.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup melalui Kepala Bidang Peningkatan Kapasitas dan Penanganan Pengaduan Lingkungan Hidup (PKPPLH) DLH Kabupaten Blora, Muhamad Muniri, SH, mengapresiasi atas capaian yang raih pelajar SMA N 1 Blora ini.
“Kami tentu ikut bangga ya pelajar Blora meraih emas, bahkan ini Inovasi pemanfaatan sampah,” ucapnya, Rabu (2/10/2024).
Menurutnya inovasi yang diberi nama “BanBag”, Rojihan ini memberikan solusi terhadap permasalahan limbah ban, dan tentu juga membuka peluang bisnis yang menjanjikan.
“Semoga ini bisa konsisten dan menjadi peluang bisnis, sehingga mampu menghasilkan ekonomi dan bisa mengurangi sampah utamanya ban ban bekas yang tidak digunakan,” tuturnya.
Rojihan Puspa Maholtra mengatakan muncul ide berawal melihat banyak limbah ban yang terbuang percuma. Padahal, potensi pemanfaatannya sangat besar. Dan dari itu muncul ide untuk membuat tas dari ban bekas.
“Melalui inovasi yang diberi nama “BanBag”, Rojihan tidak hanya memberikan solusi terhadap permasalahan limbah ban, tetapi juga membuka peluang bisnis yang menjanjikan,” ucapnya.
Rojihan menjelaskan proses pembuatan BanBag terbilang sederhana namun membutuhkan ketelitian. Ban bekas dipilih, dibersihkan, lalu dipotong sesuai pola yang telah dirancang. Bagian-bagian ban yang telah dipotong kemudian dirakit dan dilapisi dengan puring untuk memberikan kesan yang lebih halus. Sentuhan akhir diberikan dengan menyemir ban agar terlihat mengkilat dan seperti baru.
“Semua jenis ban bisa digunakan, mulai dari ban motor, mobil, hingga truk. Yang penting adalah bagian dalam ban yang kita manfaatkan,” tambah Rojihan.
Proses pembuatan satu buah BanBag membutuhkan waktu sekitar 3-4 jam. Namun, hasil akhir yang diperoleh sangat memuaskan. Tas-tas tersebut memiliki desain yang unik dan berbeda dari produk fashion lainnya.
“Untuk prosesnya sendiri kita butuh waktu 3 hingga 4 jam untuk satu tas,” jelasnya.
Saat ini, Rojihan memasarkan BanBag melalui online dan offline dengan harga Rp300.000 per buah. Peminat produknya cukup banyak, baik dari kalangan remaja maupun dewasa.
“Saya berharap inovasi ini bisa menginspirasi siswa lainnya untuk lebih kreatif dalam memanfaatkan limbah. Selain itu, saya juga ingin mengembangkan bisnis BanBag agar semakin dikenal dan memiliki dampak positif bagi lingkungan,” ujar Rojihan penuh semangat.