Example floating
Example floating
Example floating
ArtikelEkonomiHeadline

Seni Tani: Transformasi Lahan Tidur Jadi Ladang Usaha Sosial

×

Seni Tani: Transformasi Lahan Tidur Jadi Ladang Usaha Sosial

Sebarkan artikel ini
Vania dan Galih, berhasil mengubah lahan tidur. foto: dok penerima Satu Indonesia Aword 2021
Example 468x60

Bandung – Dua pemuda berusia 28 tahun, Vania dan Galih, berhasil mengubah lahan tidur seluas 680 m2 di Kelurahan Sukamiskin menjadi kebun sayur produktif bernama Seni Tani.

Bermula dari inisiatif memanfaatkan lahan kosong di tengah pandemi Covid-19, kini Seni Tani telah menjadi contoh nyata usaha pertanian urban yang sukses.

Dengan menerapkan sistem Community Supported Agriculture (CSA), Seni Tani mampu menjamin pendapatan petani urban dan memenuhi kebutuhan pangan komunitas.

Dalam setahun, kebun ini menghasilkan lebih dari 150 kg sayuran segar yang didistribusikan kepada 24 anggota kelompok tani.

Selain sebagai sumber penghasilan, Seni Tani juga menjadi wadah bagi 97 anggota komunitas untuk berkebun bersama. Inovasi ini membuktikan bahwa pertanian urban dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah pengangguran, ketahanan pangan, dan pemanfaatan lahan kosong di perkotaan.

Dilangsir dari situs www.indonesiana.id, Sebelum mendirikan komunitas Kebun Seni Tani, Vania sudah terlebih dahulu aktif di Komunitas 1.000 Kebun sejak 2017 hingga 2022. Ia menjadi koordinator program di sana, yang bertugas merancang program jangka pendek hingga jangka panjang. Beberapa organisasi lainnya yang bergerak di bidang pertanian juga pernah diikutinya.

Awal mula dibangun Kebun Seni Petani karena sejak 2020 memasuki masa pandemi Covid 19 sama sekali tidak ada pekerjaan. Vania mengajak beberapa rekan untuk bercocok tanam di lahan tidur yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Vania tinggal di kompleks permukiman Cisaranten Endah, sekitar 100 meter dari kebun tanah kapling kosong.

Vania menceritakan sosok Kang Opik yang terlibat sejak awal di Kebun Seni Tani yang didirikannya. ”Pada waktu itu Kang Opik kesulitan keuangan untuk kuliah. Pada akhirnya, ia bisa mengatasi masalah keuangan selama dua tahun ikut bekerja di Kebun Seni Tani,” ujar Vania.

Kang Opik dulunya berjalan kaki. Saat ini ia bisa membeli sepeda motor meski harus mengangsurnya. Dari cerita ini, Vania ingin menunjukkan, aktivitas urban farming atau pertanian kota bisa memberikan peluang ekonomi.

”Kebun Seni Tani menjadi komunitas yang mendukung pertanian, Community Supported Agriculture (CSA). Di Jepang, komunitas seperti ini ada untuk memastikan sumber pangan yang dekat, juga sehat,” ujar Vania, yang juga bekerja mengelola pertanian sayur seluas 3.000 meter persegi di Dago Giri, bandung.

Komunitas yang mendukung pertanian di Jepang sekaligus memiliki komitmen untuk mendukung petani. Kebun Seni Tani mengadopsinya, sekaligus menumbuhkan komitmen untuk pemuda agar tertarik di bidang pertanian. Selain itu, Kebun Seni Tani ingin mengembangkan sistem pertanian kota yang berkelanjutan dan kemudahan akses sumber pangan lokal.

Kebun Seni Tani masih memiliki lahan yang cukup sempit. Jika permintaan pelanggan melebihi kapasitas produksi, Kebun Seni Tani bekerja sama dengan kelompok pertanian lainnya untuk memenuhi permintaan.

Saat ini kualitas produk-produk bahan pangan sayuran yang didistribusikan Kebun Seni Tani belum tersertifikasi. Untuk menumbuhkan keyakinan terhadap kualitas bahan pangan, mereka menciptakan program Sabun, singkatan dari Sabtu Berkebun.

Di situ Kebun Seni Tani mengajak para calon konsumen untuk ikut berkebun. Dari kegiatan itu mereka turut memastikan teknik produksi serta penggunaan sarana produksi yang ramah lingkungan sehingga produk yang dihasilkan nantinya menjadi berkualitas.

Vania sengaja mencantumkan kata ”seni” untuk Kebun Seni Tani. Ini dipilih untuk menciptakan daya tarik bagi kaum muda. Selain itu, Kebun Seni Tani memilih ikon jenis tanaman tertentu yang relevan dengan seni tani.

”Kami memilih ikon jenis tanaman bunga matahari untuk ditanam di setiap petak kebun kami. Keindahan bunga matahari itu ternyata tidak hanya berguna untuk swafoto para sukarelawan atau siapa pun yang datang ke kebun,” ujar Vania.

Bunga matahari mekar, selain indah juga mengundang datangnya lebah-lebah liar penyerbuk. Untuk jenis tanaman sayur tertentu, jenis lebah penyerbuk seperti itu sangat dibutuhkan.

Vania mencontohkan sayuran labu kuning dengan jenis bentuk botol yang memanjang. Jenis tanaman ini memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah. Untuk perkawinannya membutuhkan bantuan lebah penyerbuk tadi.

”Lebah di perkotaan makin jarang. Kita harus lebih banyak menanam jenis tanam bunga, termasuk bunga matahari,” kata Vania.

Kebun Seni Tani memiliki program pembagian bibit bunga matahari kepada siapa saja yang mau menanamnya. Mereka terhubung lewat media sosial. Unggahan foto keindahan bunga matahari menjadikan sarana komunikasi sesama penggerak pertanian kota di berbagai wilayah.

”Berbeda dengan labu halloween yang bisa melakukan penyerbukan sendiri,” ujar Vania seraya menunjukkan paranggong atau rakitan bambu sebagai tempat rambatan dahan labu.

Meski urban farming atau pertanian di kota menggunakan lahan sempit, untuk mendapatkan air ternyata menjadi kesulitan tersendiri. Vania harus membuat saluran pipa air dari rumahnya sampai ke petak kebun di tanah kapling kosong. Saluran air pun diteruskan untuk petak kebun lainnya.

Vania gigih mengembangkan sistem seni tani perkotaan ini. Ia sempat diganjar penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia 2021. Ia masuk kategori pejuang tanpa pamrih di masa pandemi Covid 19.

Sebelumnya, Vania memperoleh penghargaan Women’s Earth Alliance pada 2020. Vania juga menerima Australia Awards 2022 dan menjadi salah satu peserta kursus singkat untuk sistem pertanian berkelanjutan.

Example 120x600