Oleh : Amik Supadmi, S.Pd
SMK Negeri 1 Cepu
Kita sebagai Guru adalah orang tua bagi peserta didik di sekolah, oleh karena itu kita harus mampu untuk membangun hubungan yang baik dengan peserta didik dimana semua itu dapat kita mulai dengan melakukan komunikasi yang tulus dari hati kita untuk bisa menerima mereka dengan segala hal istimewa yang ada pada diri peserta didik.
Peserta didik SMK adalah peserta didik yang memasuki usia masa remaja yang merupakan tahap perkembangan manusia yang paling unik dan merupakan masa yang sangat penting untuk meletakkan dasar kesehatan baik secara fisik maupun psikis. Di masa remaja ini peserta didik mulai mencari jati diri atau esensi hidup, mereka kadang mulai merasa resah, gelisah dengan masalah penampilan, akademis, bullying, percintaan, kecanduan gadget dan rasa tidak puas dalam banyak hal.
Peserta Didik SMK adalah remaja dengan segala keunikan yang dimilikinya, dengan berbagai latar belakang yang berbeda, dengan karakteristik yang berbeda-beda juga, jika mungkin ada masalah yang terjadi adalah sama dari beberapa peserta didik misalnya kurang disiplin menggunakan seragam sekolah maka penyelesaian dari permasalahan tersebut pasti tidak akan sama antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Ini disebabkan oleh keberagaman dalam berbagai hal antara lain latar belakang, dan karakteristik Peserta Didik
Disinilah peran kita sebagai orang tua kedua, dimana tugas kita adalah mendampingi mereka selama berada di sekolah, memantau perkembangan dan perubahan yang mungkin terjadi pada peserta didik.
Dengan kekuatan komunikasi yang dilakukan dari hati yang tulus kita yakin pasti akan bisa masuk pada kesadaran peserta didik yang sedang mengalami masalah atau Peserta Didik yang sedang melakukan pelanggaran. Komunikasi dari hati itu dilakukan dengan tulus kita menerima mereka dengan berbagai hal istimewa yang ada pada diri Peserta Didik.
Komunikasi dengan tidak melakukan penghakiman terhadap apa yang mereka lakukan, akan tetapi mencari akar yang menjadi penyebab masalah, dengan dirinya kita terima dengan baik, maka peserta didik pun akan dapat terbuka menceritakan apa yang mereka alami, apa yang menjadikan mereka melakukan hal yang dianggap melanggar.
Dengan melakukan komunikasi dari hati akan sangat membantu Guru dan Peserta Didik untuk saling memahami, menghindari kesalahpahaman dan tentunya peserta didik akan merasa nyaman ketika mengutarakan apa yang sedang dialaminya. Sehingga ketika sudah tercapai suatu solusi maka peserta didik akan kembali menemukan dirinya dimana dia merasa diterima keberadaanya dan dapat kembali menemukan motivasi dalam belajarnya untuk mencapai apa yang dia harapkan.
“Salam semangat dan bahagia untuk semua”