Banyak cara untuk mengenal dan memahami makna dari sikap dan perilaku bela Negara. Salah satu contohnya, sejak usia dini anak-anak di Indonesia sudah diberi pelajaran dan pemahaman mengenai wawasan kebangsaan, bahkan turut serta melakukan kegiatan yang mencerminkan bela Negara contohnya rutin mengikuti kegiatan upacara, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mengucapkan Pancasila. Dari hal tersebut dapat terlihat dengan jelas nilai dasar bela Negara yang tumbuh subur di kehidupan kita yakni, cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, setia pada Pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta kemampuan awal bela Negara.
Hal ini tentunya harus selaras dengan generasi muda produktif yang turut serta membangun dan menyongsong Indonesia Emas 2045. Sikap dan perilaku bela negara seyogyanya menjadi suatu hal yang terpancar dari generasi muda ini. Banyak pula generasi muda yang memilih untuk menjadi ASN, dan diharapkan mereka mampu untuk menjadi pionir dalam memupuk sikap dan perilaku bela Negara.
Dalam perjalanannya untuk menjadi ASN (PNS dan PPPK), para Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) harus melewati beberapa tahap terlebih dahulu. Salah satunya adalah pendalaman materi di Latsar (Latihan Dasar) CPNS. Disini CPNS ditempa dengan berbagai macam materi yang bertujuan untuk menciptakan PNS yang berkualitas dan berintegritas dengan prinsip Ber’Akhlak di dalamnya. Salah satu materi yang dibahas dalam Latsar ini adalah Modul Agenda 1 mengenai Sikap dan Perilaku Bela Negara.
Modul Agenda 1 yang terdiri dari 3 modul yakni Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai Bela Negara, Modul Analisis Isu Kontemporer, dan Modul Kesiapsiagaan Bela Negara. Ketiga modul yang disusun oleh Lembaga Administrasi Negara dan diberikan kepada CPNS pada masa Latsar secara garis besar memberikan gambaran mengenai bagaimana sejarah terbentuknya Negara Indonesia, wawasan kebangsaan, bagaimana masyarakat seharusnya menjalankan bela Negara, serta isu-isu yang terjadi di Indonesia.
Modul Pembelajaran LAN
- MODUL WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI BELA NEGARA
Pada modul pertama kita dikenalkan dengan sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia. Mulai dari Pergerakan Pemuda Indonesia dengan Sumpah Pemuda, latar belakang lahirnya kebersamaan dan kesatuan untuk membentuk Negara Indonesia yang merdeka, serta langkah konkret yang ditunjukan untuk menjemput serta meraih kemerdakaan. Dari hal ini peserta Latsar CPNS diharapkan untuk mengingat, meneruskan perjuangan dan berkontemplasi dengan keadaan saat ini agar tetap bisa mewujudkan NKRI yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur.
Selanjutnya, modul ini menjelaskan mengenai pengertian dari wawasan kebangsaan. Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan Negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Pengetahuan tentang wawasan kebangsaan yang selama ini telah didapatkan para CPNS melalui pendidikan formal perlu dimantapkan sebagai konsekuensi menjadi abdi Negara.
Dalam modul ini juga dibahas menganai 4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara antara lain:
- Pancasila
- Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
- Bhinneka Tunggal Ika
- Negara Kesatuan Republik Indonesia
Selain itu, dibahas juga mengenai Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan Negara di dalam tata pergaulan dengan Negara-Negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan eksistensi Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Melangkah ke materi selanjutnya mengenai Bela Negara. Mulai dari sejarah dan pengertian bela Negara, hingga ancaman serta kewaspadaan dini terkait hal-hal yang dapat membahayakan tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan Negara dalam rangka pencapaian tujuan nasionalnya. Bela Negara itu sendiri dapat diartikan sebagai tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga Negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan Negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Selain itu, dijelaskan pula mengenai nilai-nilai dasar bela Negara sesuai dengan penjelasan yang terdapat di awal pembahasan.
Masuk ke indikator nilai dasar bela Negara. Dalam modul ini menjelaskan bahwa terdapat 5 (lima) indikator nilai dasar bela Negara yakni:
- Indikator cinta tanah air. Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
- Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
- Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia.
- Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
- Menjaga nama baik bangsa dan Negara.
- Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan Negara.
- Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia.
- Indikator sadar berbangsa dan bernegara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
- Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik.
- Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Ikut serta dalam pemilihan umum.
- Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.
- Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
- Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa. Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
- Paham nilai-nilai dalam Pancasila.
- Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan Negara.
- Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila.
- Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar Negara.
- Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
- Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan Negara.
- Siap membela bangsa dan Negara dari berbagai macam ancaman.
- Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan Negara.
- Gemar membantu sesama warga Negara yang mengalami kesulitan.
- Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia.
- Indikator kemampuan awal Bela Negara. Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
- Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia.
- Senantiasa memelihara jiwa dan raga.
- Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
- Gemar berolahraga.
- Senantiasa menjaga kesehatannya.
Selanjutnya, modul ini juga membahas mengenai Sankri. Apakah itu Sankri? Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (SANKRI) adalah administrasi negara sebagai sistem yang dipraktekkan untuk mendukung penyelenggaraan NKRI agar upaya Bangsa Indonesia dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara dapat terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna. Di samping berlandaskan idiil Pancasila dan konstitusional UUD 1945, serta landasan operasional pengembangannya SPPN beserta peraturan pelaksanaannya, SANKRI harus selaras juga dengan situasi dan perkembangan lingkungan stratejik, termasuk perkembangan paradigma ilmu administrasi negara.
Dan yang terakhir dalam modul pertama ini dibahas mengenai Peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dimana berdasarkan Pasal 11 UU ASN, tugas Pegawai ASN adalah sebagai berikut:
- Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
- Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; dan
- Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Modul Pembelajaran LAN
- MODUL ANALISIS ISU KONTEMPORER
Pada modul ini banyak yang dibahas terutama mengenai perubahan lingkungan strategis (lingstra), modal Insani dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis, isu-isu strategis kontemporer, dan teknik analisis isu.
- Perubahan Lingkungan Strategis (Lingstra)
Ditinjau dari Perubahan Lingkungan Strategis pandangan Urie Brofenbrenner (Perron, N.C., 2017, empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
- Modal Insani dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
- Modal Intelektual: Pada dasarnya manusia memiliki sifat dasar curiosity, proaktif dan inovatif yang dapat dikembangkan untuk mengelola setiap perubahan lingkungan strategis yang cepat berubah.
- Modal Emosional: Goleman, et. al. (2013) menggunakan istilah emotional intelligence untuk menggambarkan kemampuan manusia untuk mengenal dan mengelola emosi diri sendiri, serta memahami emosi orang lain agar dia dapat mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain.
- Modal Sosial: Jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka. (rasa percaya, saling pengertian dan kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan komunitas). Modal sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan.
- Modal ketabahan (adversity): Konsep modal ketabahan berasal dari Paul G. Stoltz (1997). Ketabahan adalah modal untuk sukses dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sebuah organisasi birokrasi. Berdasarkan perumpamaan pada para pendaki gunung, Stoltz membedakan tiga tipe manusia: quitter, camper dan climber.
- Modal etika/moral: Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar dan salah. Empat komponen modal moral/etika yakni: 1. Integritas (integrity), 2. Bertanggung-jawab (responsibility), 3. Penyayang (compassionate), dan 4. Pemaaf (forgiveness).
- Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani: Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan tolok ukur kekuatan fisik adalah; tenaga (power), daya tahan (endurance), kekuatan (muscle strength), kecepatan (speed), ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan keseimbangan (balance).
- Isu-Isu Strategis Kontemporer
Ada beberapa isu strategis kontemporer yang menjadi pusat perhatian untuk kita lawan bersama-sama. Isu-isu strategis kontemporer ini antara lain adalah korupsi, penyalahgunaan narkotika, terorisme dan radikalis, pencucian uang (money laundry), proxy war, kejahatan mass communication (cybercrime, hate speech, dan hoax).
- Teknik Analisis Isu
Ada beberapa teknik analisis isu yang bisa digunakan untuk membedah suatu fenomena dan permasalahan. Dalam modul ini dijelaskan beberapa teknik analisis isu antara lain:
- Teknik Mind Mapping
Teknik mind mapping adalah metode untuk mengorganisir informasi secara visual dengan menggunakan gambar dan kata. Teknik ini dapat digunakan untuk memetakan pikiran, menghubungkan konsep, dan memahami permasalahan.
- Teknik Fishbone Diagram
Fishbone Diagram, juga dikenal sebagai Ishikawa Diagram atau Cause-and-Effect Diagram, adalah alat manajemen yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengorganisir kemungkinan penyebab dari suatu masalah atau efek tertentu.
- Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau bisnis. SWOT merupakan singkatan dari Strengths (Kekuatan atau aset internal yang dimiliki organisasi), Weaknesses (Kelemahan atau keterbatasan internal yang dapat menghambat kinerja organisasi), Opportunities (Peluang atau faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan organisasi), Threats (Ancaman atau faktor eksternal yang dapat menyebabkan masalah terhadap kesuksesan organisasi).
Modul Pembelajaran LAN
- MODUL KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Berkaca dari 5 nilai-nilai dasar bela negara, di urutan kelima adalah mempunyai kemampuan awal bela negara. Lantas hal apa saja yang menunjang kemampuan awal bela negara tersebut? Dalam modul ini dijelaskan ada beberapa hal yang turut menunjang kemampuan awal bela negara, diantaranya:
- Kesiapsiagaan Jasmani
Kesiapsiagaan Jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien.
- Kesehatan Jasmani
Kesehatan Jasmani ini sendiri dapat diartikan kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan dan atau kerja fisik yang cukup efisien tanpa lelah secara berlebihan.
- Kesiapsiagaan Mental
Pengertian dari Kesiapsiagaan Mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental, perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaannya), baik tuntutan dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
- Kesehatan Mental
Kesehatan Mental dapat diartikan sebagai sistem kendali diri yang bagus sebagai wujud dari kinerja sistem limbik (cenderung ke emosi) dan sistem cortex prefrontalis (cenderung rasional) yang tepat.
- Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh manusia di tempat ia hidup dengan lingkungan alam sekitarnya untuk memperoleh kebaikan. Kearifan Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat, bahan dan perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai bidang kehidupan manusia.
Dengan adanya pola hidup sehat akan membentuk jasmani yang sehat, jasmani yang bugar dan mental yang sehat serta kuat. Jika semua hal tersebut terpenuhi, maka dapat mengatasi dan menyelesaikan dengan baik beban kerja yang tinggi dalam tugas jabatan. Pada akhirnya, produktivitas kinerja yang tinggi juga senantiasa bisa diwujudkan guna menunjang hasil yang maksimal dalam melaksanakan tugas jabatan.
Di dalam modul ini, dibahas juga mengenai rencana aksi nasional bela negara terutama rencana aksi yang bisa diterapkan oleh peserta Latsar CPNS. Rencana Aksi Latsar CPNS dapat dimaknai sebagai Wujud aktualisasi dari nilai-nilai Bela Negara yang dijabarkan dalam bentuk rencana kegiatan Bela Negara yang akan dilakukan oleh peserta baik selama on campus di lembaga diklat maupun selama off campus di instansi tempat bekerja peserta masing masing.
Selain itu, modul ini juga menjelaskan mengenai indikator nilai-nilai bela negara yang dijelaskan sebagai berikut ini:
- Cinta Tanah Air
- Mencintai, menjaga dan melestarikan Lingkungan Hidup.
- Menghargai dan menggunakan karya anak bangsa.
- Menggunakan produk dalam negeri.
- Menjaga dan memahami seluruh wilayah NKRI.
- Menjaga nama baik bangsa dan negara.
- Mengenali wilayah tanah air tanpa rasa fanatisme kedaerahan.
- Sadar Berbangsa dan Bernegara
- Disiplin dan bertanggungjawab terhadap tugas yang dibebankan.
- Menghargai dan menghormati keanekaragaman suku, agama, ras dan antar golongan.
- Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Bangga terhadap bangsa dan negara sendiri.
- Rukun dan berjiwa gotong royong dalam masyarakat.
- Menjalankan hak dan kewajiban sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
- Setia Kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
- Menjalankan kewajiban agama dan kepercayaan secara baik dan benar.
- Memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Meyakini Pancasila sebagai dasar negara serta menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara.
- Menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai musyawarah mufakat.
- Menghormati serta menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
- Saling membantu dan tolong menolong antar sesame sesuai nilai-nilai luhur Pancasila untuk mencapai kesejahteraan.
- Rela Berkorban Untuk Bangsa dan Negara
- Rela menolong sesame warga masyarakat yang mengalami kesulitan tanpa melihat latar belakang sosio-kulturalnya.
- Mendahulukan kepentingan Bangsa dan Negara daripada kepentingan pribadi dan golongan.
- Menyumbangkan tenaga, pikiran, kemampuan untuk kepentingan masyarakat, kemajuan bangsa dan negara.
- Membela bangsa dan negara sesuai dengan profesi dan kemampuan masing-masing.
- Berpartisipasi aktif dan peduli dalam pembangunan masyarakat bangsa dan negara.
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara tanpa pamrih.
- Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara
- Memiliki kemampuan, integritas dan kepercayaan diri yang tinggi dalam membela bangsa dan negara.
- Mempunyai kemampuan memahami dan mengidentifikasi bentuk-bentuk ancaman di lingkungan masing-masing.
- Senantiasa menjaga kesehatannya sehingga memiliki Kesehatan fisik dan mental yang baik.
- Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensi yang tinggi.
- Memiliki pengetahuan tentang kearifan lokal dalam menyikapi setiap ancaman.
- Memiliki kemampuan dalam memberdayakan kekayaan sumber daya alam dan keragaman hayati.
Itulah resensi (review) dari ketiga materi modul agenda 1 mengenai sikap dan perilaku bela Negara. Semoga dengan adanya paparan singkat ini dapat membantu untuk memahami dan menjadi gerbang awal untuk semakin mendalami pemahaman mengenai sikap dan perilaku bela Negara.
Penulis : Ruli Rukmana Sakti (Pengadilan Negeri Enrekang)
Peserta Latsar Gelombang I, Angkatan II, Kelompok 4, Wilayah Makassar